Kamis, 11 okt adalah awal dari petualanganku ke tanah borneo, tepatnya di kalimatan
barat. Berawal dari niat untuk bersilaturahmi dengan keluargaku disana sekaligus memperkenalkan ilham dengan provinsi tersebut karena tidak lama lagi dia akan bertugas disana. Selama beberapa hari aku mencari tiket termurah untuk menuju kesana melalui
website-website penyedia layanan pemesanan tiket. Akhirnya aku mendapat 2 buah tiket
untuk berangkat dan pulang dengan harga 510rb dan 467rb. Harga itu bisa
dibilang cukup murah jika dibandingkan dengan harga tiket ketika ada acara hari raya imlek ataupun sembahyang kubur cina. Apabila sedang ada acara-acara tersebut, harga tiket dapat melambung hingga 1-2juta. Ya, memang sebagian besar penduduk kalimantan barat terdiri dari etnis tionghoa, disusul etnis melayu, bugis, jawa, madura, dayak.
Perjalananpun
dimulai. Waktu tempuh dari bandara cengkareng jakarta sampai bandara supadio pontianak kurang lebih 1 jam 15 menit. Sebelumnya tragedi hampir ketinggalan pesawat turut mewarnai ceritaku.
Hari itu aku berangkat dari kos pukul 6.30 dengan estimasi perjalanan dari jaktim
ke cengkareng akan memakan waktu 2 jam dengan asumsi terkena macet. Alhamdulillah hari itu jalanan lancar, tanpa macet. Setengah jam lebih cepat dari dugaan,
pukul 8.00 aku sudah sampai di bandara. Sudah menjadi kebiasaan, sebelum naik
kendaraan aku selalu kebelet pipis. Begitu juga dengan ilham. Kamipun
bergantian. Karena antrian toilet yang panjang akhirnya kami baru bisa masuk
pukul 8.30.
Sampai di dalam
kami bergegas untuk check in. Karena baru pertama naik pesawat dari bandara
soetta, kami bingung di counter mana harus check in. Kami asal masuk antrean.
Sudah lama mengantri, kami baru sadar kenapa orang-orang berurusan dengan bagasi.
Aku segera keluar antrian dan melihat tulisan di atas counter, ternyata
dibedakan antara penumpang dengan bagasi dan non bagasi. Kami bergegas pindah
ke counter non bagasi. Sampai pada giliran kami, customer service memberitahu
bahwa khusus ke pontianak antrian harus di counter 23/24 dan tidak dibedakan
antara bagasi dan non bagasi.
Kepanikan pun
dimulai,waktu sudah menunjukkan pukul 9 lebih. Kami harus mengantri dari
belakang lagi bersama para penumpang dengan bagasi. Panik, marah, emosi, semua
perasaan jadi satu. Aku memutuskan untuk menyerobot ke depan dan complain kalau pesawatku jam
9.20. Mereka ikut bingung, kami diminta pindah ke counter yang lebih sepi. Saat
itu juga aku bentak si petugas, walaupun kami harus tetap pindah ke counter lain. Akhirnya kami langsung dilayani karena sebentar lagi pesawat akan berangkat. Selesai
check in kami langsung membayar airport tax dan lari ke atas menuju pesawat.
Hufffhhh hampir saja..... Untung kami masih ditunggu. Tidak lama setelah kami naik pesawatpun boarding. Meskipun rasa marah masih memuncak tapi akhirnya berangsur mereda.
*benar2 pelayanan yang mengecewakan. Seharusnya mereka menuliskan di layar counter "PENERBANGAN KHUSUS KE PONTIANAK" dengan begitu penumpang tidak akan keliru mengantri. Dan semestinya mereka membedakan counter berdasarkan waktu keberangkatan pesawat, karena pengalaman waktu itu penumpang pesawat yang berangkat pukul 12.00 sudah mulai check in pukul 9.00 di antrian counter yang sama dengan penumpang pesawat pukul 9.20. Hal ini merugikan penumpang yang buru-buru akan berangkat.*
Travelling pun
dimulaaiii.. Deg-degan rasanya, ini adalah kali pertamanya aku bepergian ke luar
jawa dengan menggunakan pesawat. 1 jam sudah berlalu, dari atas pesawat terlihat
bentangan provinsi kalimantan. Semua tampak hijau. Pesawat pelan-pelan mulai landing dan sampailah kami di bandar udara supadio. Turun dari pesawat kami
disambut dengan bus (seperti busway) yang membawa kami menuju pintu keluar bandara. Sampai di luar kami dijemput oleh saudaraku disana.. Senangnyaaa..
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar