Senin, 31 Desember 2012

Saat kebersamaan harus berakhir dengan pengabdian


Akhirnya datang juga.. Saat dimana kami (para lulusan sekolah kedinasan) harus mengabdikan diri pada negara, mengaplikasikan ilmu yang kami miliki sebagai sumbangsih untuk negara. Bukan karena kami berjiwa nasionalisme ataupun rela berkorban untuk negara, ini adalah suatu kewajiban. Lebih tepatnya suatu janji. Ini adalah janji kami secara tertulis ketika kami memutuskan untuk masuk ke sekolah tinggi kedinasan. Kami sudah menandatangani surat perjanjian ikatan dinas yang diantaranya menyebutkan bahwa kami bersedia ditempatkan dimana saja di seluruh Indonesia.

Setelah sekian lama aku mengabaikan perjanjian itu, sekarang aku baru merasa bahwa perjanjian itu begitu berat. Berat ketika waktu penempatan itu tiba.

Rabu, 13 Desember 2012
Hari itu adalah hari terakhir diklat prajabatan untuk teman-temanku yang akan berangkat ke daerah. Di hari terakhir itu kami seangkatan mengadakan acara perpisahan. Perpisahan dadakan. Ya, karena tanggal pemberangkatan ke daerah juga diumumkan secara mendadak. Sebelumnya rencana pemberangkatan ke daerah akan dilaksanakan di bulan januari, namun karena alasan anggaran (lagilagiuang) kami harus diberangkatkan lebih cepat sebelum tahun 2013. Memang kami mengharapkan untuk segera diberi kejelasan tentang penempatan, namun kami juga tidak menyangka kalau akan semendadak ini.  Karena alasan itu kami memutuskan untuk mengadakan perpisahan di Pusdiklat. Tidak ada banyak waktu untuk kami berkumpul, duduk bersama dalam satu ruangan. 
Acara malam itu begitu mengharukan. Dibuka dengan sambutan dari ketua angkatan, kemudian penyampaian pesan dan kesan tentang angkatan 49 dari beberapa perwakilan teman dan acara ditutup dengan saling bersalaman satu sama lain. Saat itulah tangis anak-anak mulai pecah. Tidak terasa kami sudah bersama selama 5 tahun. Suka dan duka kami jalani bersama mulai dari magradika, outbond, PKL di sumatra selatan, ujian komprehensif, skripsi, sidang, wisuda, magang, dan moratorium. Begitu banyak kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Kini kami harus berpisah, berpisah untuk berjuang, berjuang demi masa depan.

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kaliKita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air matakuKita terharu seakan tidak bertemu lagi
Bersenang-senanglahKar'na hari ini yang 'kan kita rindukanDi hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depanBersenang-senanglahKar'na waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua
Sampai jumpa kawankuS'moga kita selaluMenjadi sebuah kisah klasik untuk masa depanSampai jumpa kawankuS'moga kita selaluMenjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglahKar'na hari ini yang 'kan kita rindukanDi hari nanti...
Mungkin diriku masih ingin bersama kalianMungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian


Rabu, 26 Desember 2012
Hari itu adalah hari terakhir pemberangkatan teman-teman ke daerah penempatan. Satu per satu teman-teman mulai pergi. Mereka akan memulai perjuangan dan pengabdian di daerah masing-masing. Dan aku juga akan memulai perjuanganku di sini, di ibukota. 

Jakarta, 31 Desember 2012
Jakarta terasa sepi tanpa kalian teman-teman. Semoga aku masih bisa berdiri kokoh disini tanpa kalian, berjuang untuk masa depanku. Yakinlah teman, suatu saat nanti kita semua akan dipertemukan kembali dalam kesuksesan. Selamat bertugas teman-teman... :')




Senin, 10 Desember 2012

Bekerjalah dengan ikhlas


Suatu hari aku berbagi cerita dengan salah satu kepala seksi di subdit tempatku magang. Beliau masih muda, cantik, dan pintar. Karena itu aku merasa nyaman ketika bercerita banyak hal termasuk tentang penempatanku. Dalam curhatan tersebut banyak masukan dan nasehat yang aku dapatkan. 

"Ditempatkan ditempat yang sibuk adalah langkah yang bagus untuk memulai karier karena di sana etos kerjamu akan terbentuk  dengan bagus."
"Nantinya kamu akan lebih mudah ditempatkan dimanapun dengan workload seberat apapun."
"Waktu lulus S2 aku ditempatkan di sekretariat SP, awalnya kaget. Tapi banyak hal yang dapat dipelajari disana."
"Manfaatkan setiap peluang sekecil apapun untuk belajar."
"Jangan remehkan setiap pekerjaan yang diberikan walaupun remeh. Karena pekerjaan besar tidak akan terlaksana dengan lancar tanpa pekerjaan kecil itu."
"Pelajari semua pekerjaan karena tidak akan sia-sia."
"Jaga attitude dalam bekerja karena dalam dunia kerja yang dinilai tidak hanya kepintaran dan hasil kerja kita tapi juga attitude, cara berkomunikasi, dan kerja sama tim."
 "Awalnya aku juga minderr ditempatkan di sekretariat karena kerjanya dengan para expert, malah disuruh nemenin expert supervisi ke daerah. Gpp, itu adalah salah satu proses pembentukan karakter. Jangan malu bertanya supaya dapat banyak ilmu."
"Para expert awalnya juga orang biasa kan? Mereka jadi expert karena punya kemauan keras untuk belajar dan mau mengembangkan diri."
"Dan ingat setiap orang punya style masing-masing, ada yang mau berbagi ilmu, ada juga yang tidak. Gpp, terima dengan lapang dada. Bagaimanapun sikap orang-orang di sekitar kita tetap tunjukkan sikap yang baik. Karena kita bekerja karena Allah bukan karena ingin menyenangkan orang lain."
"Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Langkah awalmu menentukan masa depanmu."
"Jadi diri sendiri dan punya pendirian yang kuat. Selama menurut kita baik jangan mudah terbawa arus."
"Pokoknya serap ilmu sebanyak-banyaknya karena itu juga bekal kamu buat nanti sekolah lagi."
"BISMILLAH. You can do it!"

Sungguh nasehat-nasehat itu membuatku termotivasi. Mumpung aku masih belum berkeluarga (baca belum menikah) inilah waktunya aku mengembangkan diri dan belajar banyak hal.  SK dari menpan tersebut masih bersifat sementara, SK yang resmi belum dikeluarkan oleh BPS. Bismillah semoga Allah pilihkan tempat yang terbaik. Semoga berkah dan bermanfaat. Dimanapun kita ditempatkan yang terpenting adalah suasana kerja yang nyaman dan kondusif. Anggaplah bekerja itu adalah suatu bentuk ibadah sehingga kita ikhlas dalam mengerjakan pekerjaan apapun. Chayooo!! ^^