Rabu, 09 Mei 2012

Bapak rumah tangga, why not??

Tertarik banget liat acara rerun Kick Andy hari Minggu sore kemarin. Entah apa temanya (karena aku nonton di tengah-tengah acara) tetapi episode kemarin mengisahkan tentang beberapa orang pria yang mengurus rumah tangga. Salah satu kisah yang membuatku tertarik adalah cerita tentang sepasang suami istri yang bertukar peran. Sang suami mengerjakan tugas istri sedangkan istri bekerja menggantikan suami. Menarik. Menurut penuturan sang suami yang memang diundang ke acara tersebut, pergantian peran itu bermula dari kesibukan keduanya. Pada awalnya kedua pasangan sama-sama bekerja, mulai dari pagi bahkan kadang sampai larut malam. Saking sibuknya mereka sampai menyewa jasa pembantu dan baby sitter untuk mengasuh anak. Namun dengan adanya pembantu rumah tangga, pekerjaan rumah mereka bukannya beres tetapi malah kacau. Berbagai masalah malah kerap terjadi karena pembantu tersebut. Oleh karena kekacauan itu mereka berpikir bahwa harus ada salah satu yang mengalah untuk berhenti bekerja dan mengurus rumah. Pada umumnya, sang istrilah yang mengurus rumah tangga. Namun dalam kasus ini, sang suamilah yang mengalah. Karena penghasilan sang istri yang lebih besar dan kariernya sedang melejit maka mereka memutuskan bahwa suamilah yang berhenti bekerja dan mengurus rumah tangga. Dengan keputusan itu akhirnya sang suami melakukan pekerjaan rumah tangga setiap harinya, seperti mencuci, setrika, memasak, dan mengantarkan anak ke sekolah. Sang suami sama sekali tidak keberatan dengan hal itu, dia melalukan semuanya dengan ikhlas. Meskipun suami di rumah dan istri yang mencari nafkah, hal ini tidak membuat sang istri merasa besar kepala dan mau menang sendiri. Ia tetap menghormati suami sebagai pemimpin rumah tangga. So sweeett... 




Dalam sebuah rumah tangga yang dibutuhkan adalah rasa saling pengertian. Meskipun istri mempunyai pendapatan yang lebih besar dari suami tetapi istri tetap harus menyadari kedudukannya. Bagaimanapun suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Jika rumah tangga itu diibaratkana sebagai sebuah bus, maka suami adalah sopirnya sedangkan istri hanya sebagai kondektur yang bertugas mengingatkan sopir. Pak sopir tetap yang memegang kendalinya. ^^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar